Kamis, 27 Mei 2010

Penemu Naskah Undang-Undang Zaman Adityawarman

Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com

ULI Kozok, doktor filologi asal Jerman, telah mengejutkan dunia penelitian bahasa dan sejarah kuno Indonesia. Lewat temuan sebuah naskah Malayu kuno di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang ia lihat pertama kali di tangan penduduk pada 2002, ia membantah sejumlah pendapat yang telah menjadi pengetahuan umum selama ini.

Pendapat pertama, selama ini orang beranggapan naskah Malayu hanya ada setelah era Islam dan tidak ada tradisi naskah Malayu pra-Islam. Artinya, dunia tulis-baca orang Malayu diidentikkan dengan masuknya agama Islam di nusantara yang dimulai pada abad ke-14.

“Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” yang ditemukan Kozok merupakan naskah pertama yang menggunakan aksara Pasca-Palawa dan memiliki kata-kata tanpa ada satupun serapan ‘berbau’ Islam.

Berdasar uji radio karbon di Wellington, Inggris naskah ini diperkirakan dibuat pada zaman Kerajaan Adityawarman di Suruaso (Tanah Datar, Sumatera Barat) antara 1345 hingga 1377. Naskah ini dibuat di Kerajaan Dharmasraya yang waktu itu berada di bawah Kerajaan Malayu yang berpusat di Suruaso. Karena itu Kozok mengumumkan naskah tersebut sebagai naskah Malayu tertua di dunia yang pernah ditemukan.

“Ada pakar sastra dan aksara menganggap tidak ada tradisi naskah Malayu sebelum kedatangan Islam, ada yang beranggapan Islam yang membawa tradisi itu ke Indonesia, dengan ditemukannya naskah ini teori itu runtuh,” kata Kozok yang bertemu Padangkini.com di Siguntur, Kabupaten Dharmasraya pengujung Desember 2007.

Aksara Sumatera Kuno

Pendapat kedua, seperti halnya Jawa, Sumatera sebenarnya juga memiliki aksara sendiri yang merupakan turunan dari aksara Palawa dari India Selatan atau aksara Pasca-Palawa. Selama ini aksara di sejumlah prasasti di Sumatera, seperti sejumlah prasasti-prasasti Adityawarman, disebut para ahli sebagai aksara Jawa-Kuno.

Padahal, menurut Kozok, aksara itu berbeda. Seperti halnya di Jawa, di Sumatera juga berkembang aksara Pasca-Palawa dengan modifikasi sendiri dan berbeda dengan di jawa yang juga bisa disebut Aksara Sumatera-Kuno.

Prasasti-prasasti peninggalan Adityawarman di Sumatera Barat, menurutnya, sebenarnya aksara Pasca-Palawa Sumatera-Kuno, termasuk yang digunakan pada Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah dengan perbedaan satu-dua huruf. Namun selama ini prasasti-prasasti itu disebut ahli yang umumnya berasal dari Jawa sebagai aksara Jawa-Kuno.

“Mereka punya persepsi bahwa Sumatera itu masih primitif dan orang Jawa yang membawa peradaban, begitulah gambaran secara kasar yang ada dibenak mereka, karena mereka peneliti Jawa, sehingga ketika mereka datang ke Sumatera dan melihat aksaranya, menganggap aksara Sumatera pasti berasal dari Jawa, nah sekarang kita tahu bahwa kemungkinan aksara itu duluan ada di Sumatera daripada di Jawa,” katanya.

Pendapat ketiga, kerajaan Malayu tua pada zaman Adityawarman telah memiliki undang-undang tertulis yang detail. Undang-undang ini dikirimkan kepada raja-raja di bawahnya. Selama ini belum pernah ada hasil penelitian yang menyebutkan Kerajaan Malayu Kuno memiliki undang-undang tertulis.

Pendapat keempat, dengan ditemukannya “Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” selangkah lagi terkuak informasi mengenai Kerajaan Dharmasraya, Adityawarman, dan Kerajaan Malayu yang beribukota di Suruaso (Tanah Datar). Naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Malayu beribukota Suruaso yang dipimpin oleh Maharaja Diraja, di bawahnya Dharmasraya yang dipimpin Maharaja, dan di bawah Dharmasraya adalah Kerinci yang dipimpin Raja.

“Meski begitu saya yakin kekuasaan Suruaso dan Dharmasraya terhadap Kerinci hanya secara ‘de jure’ (hukum-red) dan bukan ‘de facto’ (kekuasaan), sebab Kerinci waktu itu tetap memiliki kedaulatannya sendiri, hubungannya lebih kepada perekonomian karena Kerinci penghasil emas dan pertanian,” kata Kozok.

Terkenang Kebaikan Bupati Kerinci

Uli Kozok (nama lengkapnya Ulrich Kozok) lahir di Hildesheim, Niedersachsen, Jerman pada 26 Mei 1959. Lelaki berkebangsaan Jerman dan permanent resident di New Zealand dan USA ini, pernah menjadi dosen di Universitas Auckland pada 1994-2001. Kini sejak 2001 menjadi Assosiate Professor, Department of Hawaiian and Indo-Pacific Languages an Literatures di University of Hawai’I di Manoa, USA.

Sebelum meneliti naskah kuno Kerinci, Kozok yang fasih bahasa Indonesia dan Batak ini bertahun-tahun mempelajari bahasa, budaya, dan sastra Batak. Bahkan lelaki yang kawin dengan dengan perempuan asal Batak Karo dan memiliki dua anak ini, meraih meraih gelar MA pada 1989 dan PhD pada 1994 dari University of Hamburg dengan tesis dan disertasi tentang bahasa Batak.

Tiga bukunya dalam bahasa Indonesia tentang bahasa Batak pernah diterbitkan tiga penerbit di Indonesia pada 1999 dan 2005.

Pengalaman di Kerinci menyimpan kenangan tersendiri bagi Kozok atas keramahan pejabat dan masyarakatnya. Seorang koleganya di Universitas Auckland memperkenalkan dengan seorang tokoh masyarakat Kerinci mantan anggota DPRD bernama Sutan Kari.

Ketika pada 1999 Kozok berkunjung ke Kerinci dan dipertemukan dengan Bupati Fauzi Siin untuk tujuan penelitian aksara Kerinci, sang bupati mengatakan penelitian itu sangat penting dan membantunya sepenuh hati.

“Ia menanyakan persiapan saya di Kerinci, di mana menginap dan bagaimana transportasinya karena mesti ke kampung-kampung, saya katakan belum saya pikirkan, lalu diambilnya kunci mobilnya di saku dan dilemparkan ke saya, ini mobilnya, katanya, Bupati juga membayar penginapan, saya sangat mendapat sambutan yang luar biasa,” kenang Kozok.

Pada 2002 ia kembali ke Kerinci untuk melanjutkan penelitian terhadap naskah-naskah lama yang ditulis dalam aksara Kerinci. Ketika hendak pulang dari melihat naskah yang disimpan masyarakat di Sungai Penuh, ibu Kabupaten Kerinci, ia mengatakan kepada Sutan Kari selama di Kerinci tidak pernah melihat naskah dari kulit kayu yang umumnya di Batak. Sutan Kari mengatakan ada satu di Tanjung Tanah, sebuah desa di tepi Danau Kerinci.

“Hari itu karena sudah sore, kami ke sana dan kebetulan yang menyimpan naskah itu seorang guru sekolah, walaupun melihat naskah itu harus ada syarat segala macam, dia turunkan dan diperlihatkan kepada saya, saya buat foto,” katanya.

Naskah yang ditulis di kertas yang terbuat dari kayu daluang itu disimpan dalam periuk dari tanah yang juga mungkin usianya sudah ratusan tahun. Di dalam periuk itu masih ada kain dan baju yang sudah sangat kuno. Benda yang dijadikan pusaka itu dibalut dengan kain, dimasukkan dalam periuk, periuk disimpan dalam kardus dan ditaruh di loteng.
Banyak yang Tak Percaya
Bermula dari situ, Kozok menelitinya. Kemudian mengirim email kepada beberapa kolega mengatakan kemungkinan naskah tersebut berasal dari abad ke-14.

“Mereka semua menjawab; lupaklanlah, itu mustahil, tidak mungkin ada bahan yang bisa bertahan begitu lama, jadi mereka itu sangat tidak percaya, ada yang percaya tetapi kebanyakan tidak percaya,” katanya.

Karena sangat yakin, Kozok kembali ke Kerinci selama Mei 2003, lalu meminta sedikit sampel kertas kulit kayu sebanyak tersebut untuk dikirim ke Rafter Radiocarbon Laboratory di Wellington. Lembaga ini kemudian memberitahukan bahwa umur naskah Tanjung Tanah lebih dari 600 tahun.

“Sesuai data sejarah yang saya kumpulkan, saya sampai pada kesimpulan bahwa kemungkianan besar naskah itu berasal dari paruh kedua abad ke-14, dan hasil radiokarbon itu pas sekali, perkiraan saya tidak meleset, itu aksara kuno yang bentuknya masih mirip aksara Palawa dari India Selatan tapi sudah sangat Sumatera, aksara itu hampir sama yang digunakan di Minitujuh Aceh, sampai ke Lampung, aksara itu digunakan pada abad itu,” katanya.

Sebenarnya naskah Tanjung Tanah pernah dicatat sebagai salah satu daftar naskah kuno Kerinci oleh Petrus Voorhoeve, pegawai bahasa Zaman Kolonial Belanda pada 1941 sebagai tambo Kerinci dan disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor de Taal, Land, en Volkenkunde (KILV) di Leiden, Belanda.

Di perpustakaan itu ada foto naskah tersebut tapi kurang baik. Voorhoeve menuliskan laporan tentang naskah yang disebutnya sebagian beraksara rencong, dan halaman lainnya beraksara Jawa Kuno. Namun tidak sampai pada kesimpulan.

Undang-Undang dari Dharmasraya

Transliterasi dan terjemahan naskah 34 halaman itu dilakukan sejumlah ahli yang dikoordinasi oleh Yayasan Naskah Nusantara (Yanassa). Ternyata naskah tersebut berisi undang-undang yang dibuat di Dharmasraya (sekarang tepatnya di tepi Sungai Batanghari di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat) yang diberikan kepada masyarakat Kerinci.

Dharmasraya waktu itu adalah pusat Kerajaan Malayu beragama Hindu-Buddha di bawah pemerintahan tertinggi di Saruaso (Tanah Datar) dengan raja Adityawarman. Tulisan tentang naskah kuno ini telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berjudul Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, Naskah Malayu yang Tertua (Yayasan Obor Indonesia: 2006). Edisi sebelumnya dalam bahasa Inggris The Tanjung Tanah Code of Law: The Oldest Extant Malay Manuscript ( Cambridge: St Catharine’s College and the University Press: 2004).

Uli Kozok pernah mengikutkan kopian Naskah Tanjung Tanah pada pameran di Singapura 18 Januari hingga 30 Juni 2007 dalam pameran bertajuk “Aksara: The Passage of Malay Scrips-Menjejaki Tulisan Melayu”.

Sebelumnya di Malaysia Naskah Tanjung Tanah diseminarkan di University of Malaya, Kuala Lumpur dalam acara Tuanku Abdul Rahman Conference, 14-16 September 2004. Saat itu Uli Kozok menyerahkan buku Tanjung Tanah Code of Law terbitan Cambridge University kepada Perdana Menteri Malaysia.

“Mereka (Bupati dan masyarakat Kerinci-red) sudah sangat baik budi kepada saya, dan sekarang… ya mudah-mudahan saya bisa membantu Kerinci sedikit, mempopulerkan daerahnya, sebagaimana orang Malayu bilang… untuk membalas budi, sekarang perhatian ilmuwan dari mancanegara sudah banyak terhadap Kerinci sebagai daerah ditemukan naskah malayu yang tertua,” katanya.***

SEJARAH MINANGKABAU

Asal-usulnya menurut Tambo Alam Minangkabau

Tiga anak dari Raja Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung) dari Makadunia (Macedonia) iaitu Maharajo Alif, Maharajo Japang dan Maharajo Dirajo berlayar bersama, dan saat dalam perjalanan mereka bertengkar sehingga mahkota kerajaan jatuh ke dalam laut Selanjutnya...

Minggu, 16 Mei 2010

Kenapa Yahudi Pintar.

Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar?
Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PhD-nya.
Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?" Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu
mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.

Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung.
Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung mengkonsumsi pil minyak ikan..

"Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi, perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)."

Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.

Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan, ini akan menyebabkan kita merasa mengantuk, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok di luar rumah.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dahsyat ditemukan oleh saintis yang
mendalami bidang gen dan DNA.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih main piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar
matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia, dalam tingkat IQ-nya bisa dikatakan 6 tahun kebelakang!

"Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan ialah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman saya ini memanah dan menembak dapat melatih otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah persiapan membela negara."

"Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apalagi kalau
yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi."

"Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius belajar ekonomi.
Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktekkannya. Dan Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. "

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina? Terjawab sudah mengapa agresi Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban tewas akibat Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismail Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Qur'an.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur'an ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam seusia muda itu mereka sudah menguasai al-Qur'an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur'an.
Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada yang main playstation atau game. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal al-Qur'an itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi.
Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura.

Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "goblok"? Kata goblok diambil bukan dari penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti yang menyokong teori ini. "Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
"Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya! Dengan penduduk berjumlah jutaan orang, ada berapa banyakkah universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Di tangga
berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda pikirlah sendiri?"

Sabili Edisi No. 16 Th XVI 26 Februari
2009/1 Rabiul Awal 1430H

(http://islammenjawab.multiply.com/journal/item/965)

Kamis, 06 Mei 2010

UN SMP 2010 DI RIAU

Menurut berkas laporan kelulusan UN tingkat SMP/MTs di Provinsi Riau, persentase ketidak lulusan di provinsi tersebut mencapai 7,72 persen atau 6.688 siswa dari total peserta 93.286.
Kepala Disdiknas Riau H Irwan Efendi menjelaskan, persentase ketidak lulusan di provinsi tersebut meningkat dibandingkan 2009 lalu yang hanya sekitar 4 persen, atau sekurang-kurangnya hanya 3.000 peserta yang dinyatakan gagal UN. Berdasarkan berkas laporan kelulusan Ujian Nasional yang diterimanya, persentase ketidak lulusan mencapai 7,72 persen atau 6.688 siswa dari total peserta 93.286.
Tahun ini, kata Irwan, tingkat ketidak lulusan mencatat rekor terburuk dialami Kabupaten Indragiri Hulu, dengan 25,31 persen. Disusul dengan Kabupaten Kepulauan Meranti dengan 13,77 persen, Pekanbaru 11,38 persen, Indragiri Hilir, 2,86 persen, dan Siak dengan 2,18 persen, serta Rokan Hilir dengan tingkat ketidaklulusan siswa 2,11 persen.
"Untuk sejumlah kota dan kabupaten lainnya angka ketidak lulusan peserta rata-rata hanya 1-2 persen dan tidak mengalami keanjlokan yang signifikan dibandingkan tahun lalu," kata Irwan.
Namun, lanjut Irwan, untuk posisi Riau secara nasional, Kadisdiknas mengaku belum mengetahuinya dengan pasti. "Yang jelas Riau tidak termasuk 17 provinsi yang Kadisdiknya dipanggil Menteri Pendidikan Nasional karena nilai UN SMP dan Mts-nya rendah," tuturnya.
(Sumber : Kompas.Com)

Rabu, 05 Mei 2010

Tanda-tanda Ajal Mendekat

Ada seorang hamba yang begitu taat kepada Allah, sebut saja namanya Fulan. Dia tak pernah lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Suatu hari Izrail, malaikat pencabut nyawa, datang bertamu kepadanya. Terjadilah tanya jawab antara Fulan dengan tamunya itu."Wahai Izrail! Apakah perihal kedatanganmu ke mari adalah atas perintah Allah untuk mencabut nyawaku, ataukah hanya kunjungan biasa?" "Ya, Fulan ! Kedatanganku kali ini tidak dalam rangka mencabut nyawamu. Kedatanganku ini hanya kunjungan biasa. Mendengar penjelasan Izrail, maka seketika bersinarlah wajah Fulan karena gembiranya. Mereka lalu bercakap-cakap sampai tiba saatnya Izrail akan pamit.

"Wahai sahabatku, Izrail! Sebagai tanda persahabatan kita, aku ada harapan kepadamu kiranya engkau tidak berkeberatan untuk mengabulkannya." "Gerangan apakah permohonanmu itu, hai Fulan sahabatku?" "Begini, ya Izrail. Jika nanti kau datang lagi kepadaku dengan maksud untuk mencabut nyawaku, maka mohon kiranya engkau mau mengirimkan utusan kepadaku terlebih dahulu. Jika demikian, maka aku ada waktu untuk bersiap-siap menyambut kedatanganmu." "Oh, begitu? Hai, Fulan, kalau hanya itu permohonanmu, aku kabulkan. Aku berjanji akan mengirimkan utusan itu kepadamu."

Waktu pun berjalan. Tahun berganti tahun. Tak terasa bahwa pertemuan antara Fulan dengan Izrail telah sekian lama berlalu. Kehidupan berlangsung terus sampai suatu ketika Fulan kaget sekali. Tak disangka-sangka sebelumnya Izrail muncul di rumahnya. Fulan merasa bahwa kedatangan Izrail ini begitu mendadak, padahal ada komitmen janji Izrail kepadanya.

"Wahai, Izrail sahabatku! Mengapa engkau tak mengirimkan utusanmu kepadaku? Mengapa engkau ingkar janji?" Dengan tersenyum, Izrail menjawab, "Wahai Fulan, sahabatku! Sesungguhnya aku sudah mengirimkan utusanku itu kepadamu, hanya kamu sendiri yang mungkin tidak menyadarinya. Coba perhatikan punggungmu, dulu ia tegak tetapi sekarang bungkuk. Perhatikan caramu berjalan, dulu kamu begitu tegap perkasa, sekarang gemetaran dengan ditopang tongkat. Perhatikan penglihatanmu, dulu ia bersinar sehingga orang luluh kena sorotnya tetapi sekarang kabur dan lemah. Ya, Fulan, bukankah pikiran-pikiranmu sekarang mudah putus asa padahal dulu begitu enerjik dan penuh berbagai harapan? Tempo hari kamu hanya menginginkan satu utusan saja dariku, tetapi aku telah mengirimkan begitu banyak utusanku kepadamu!"

Sahabat, itu adalah tanda ajal yang pasti mendekat. Banyak juga manusia yang mendapat ajal tanpa mengalami tanda-tanda tersebut. Namun ada juga telah mendapatkan tanda-tanda tapi tidak menghiraukannya. Semoga kita diberikan waktu dan kesiapan untuk membekali diri sebelum ajal menimpa kita.
(sumber : Catatan Kata Mutiara Islam)

Selasa, 04 Mei 2010

Tanda 100 hari sebelum mati

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka yang dikehendakinya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma samada mereka sedar atau tidak sahaja.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka yang sedar dan berdetik di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati maka getaran

ini akan berhenti dan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang munafaat. Bagi yang sedar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memunafaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

Tanda 40 hari sebelum hari mati

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

Tanda 7 hari

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera untuk makan.

Tanda 3 hari

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

Tanda 1 hari

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang iaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Wanita Pertama Yang Masuk Surga

"Siapa wanita pertama yang masuk surga?" Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah, bertanya begitu kepada ayahandanya. "Mutiah," jawab Rasulullah. Siapa Mutiah itu? Apa yang dilakukannya sampai ia mendapat kemuliaan yang begitu tinggi hingga menjadi wanita pertama yang masuk surga? Fatimah sangat ingin tahu. Ia akan mengunjungi wanita bernama Mutiah itu.

Fatimah meminta izin kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib. Ketika ia akan berangkat, anak sulungnya yang masih kecil merengek minta ikut. Anak itu bernama Al Hasan. Fatimah pun mengajak serta Al Hasan.

Tiba di depan rumah Mutiah, Fatimah bersalam.

"Assalamu alaikum!"

"Alaikumussalam!" sahut Mutiah dari dalam rumahnya. "Siapa di luar?" "Fatimah, putri Rasulullah."

"Alhamdulillah, betapa bahagia aku hari ini menerima kunjungan putri mulia! pa Anda sendirian, Fatimah?"

"Aku ditemani anakku Al Hasan."

"Aduh, maaf Fatimah. Saya belum mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki."

"Tetapi Al Hasan masih kecil."

"Biarpun masih kecil, Al Hasan itu laki-laki. Datanglah besok. Saya akan meminta izin suami saya untuk menerima tamu laki-laki." Fatimah heran bukan main. Ia segera berpamitan dan pulang. Keesokan harinya, Fatimah datang lagi. Selain Al Hasan, Al Husain juga ikut. Al Husain adalah anak kedua Fatimah. Seperti kemarin, Fatimah bersalam di depan pintu rumah Mutiah.

"Apa Anda bersama Al Hasan, Fatimah?" tanya Mutiah dari dalam rumahnya. "Ya. Al Husain juga ikut." "Oh, maaf Fatimah. Saya hanya mendapat izin untuk menerima tamu Al Hasan. Saya belum meminta izin untuk menerima Al Husain. Kemarin Anda tidak bilang akan datang bersama Al Husain."

Fatimah pulang tanpa bisa memasuki rumah Mutiah. Baru keesokan harinya dia bisa memasuki rumah itu bersama Al Hasan dan Al Husain.

Rumah itu sangat sederhana, namun bersih dan nyaman sekali, membuat orang betah tinggal di dalamnya. Al Hasan dan Al Husain yang biasanya tidak suka berada di rumah orang pun menjadi betah di sana.

"Maaf, saya tidak bisa menemani Anda, Fatimah. Saya harus menyiapkan makanan untuk suami saya," kata Mutiah.

Mutiah terus sibuk di dapur untuk memasak. Ketika masakan itu sudah siap, ia menaruhnya di atas baki. Menaruh sebatang cambuk pula di baki itu. "Saya akan mengantar makanan kepada suami saya yang sedang bekerja," kata Mutiah. "Maaf, saya tidak bisa menemani Anda." Fatimah melihat cambuk di atas baki itu. Seperti cambuk gembala kambing.

"Apa suamimu seorang gembala?" tanya Fatimah.

"Bukan. Suami saya petani."

"Mengapa kau membawa cambuk kepadanya?" "Cambuk ini akan saya berikan kepada suami saya. Selagi dia makan, saya akan bertanya apa makanan itu cocok bagi seleranya. Kalau dia bilang tidak, saya minta dia mencambuk punggung saya. Itu sebagai hukuman bagi istri yang tidak bisa menyenangkan hati suaminya."

"Apa suamimu orang kejam yang suka menyiksa istri?"

"Bukan, sama sekali bukan. Suami saya sangat lembut dan pengasih. Sayalah yang meminta dia mencambuk punggung saya kalau makanan ini tidak cocok dengan seleranya. Itu saya lakukan agar saya tidak menjadi istri yang durhaka kepada suami."

Fatimah kagum bukan main kepada Mutiah. Inilah istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Pantaslah kalau dia mendapat kehormatan untuk memasuki surga yang pertama kali.

"dikutip dari "31 CERITA BA'DA ISYA - Sofiah Mashuri"